Djibouti, Negara Kecil Markas Militer 10 Negara
Djibouti merupakan sebuah negara kecil yang terletak di ujung timur laut benua Afrika. Meskipun ukurannya kecil, Djibouti memiliki posisi yang strategis karena terletak di dekat Teluk Aden dan Selat Bab-el-Mandeb, yang merupakan jalur perdagangan internasional yang penting antara Eropa dan Asia.
Negara ini juga memiliki sumber daya alam yang cukup terbatas, dengan sebagian besar penduduknya menggantungkan hidup dari sektor jasa dan perdagangan. Meskipun Djibouti menghadapi beberapa tantangan ekonomi dan politik, pemerintahnya terus berusaha untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan memperkuat posisi strategisnya di kawasan tersebut, dengan bekerjasama melalui negara lain dalam hal penyewaan lokasi militer.
Secara geografis, Djibouti adalah sebuah negara kecil di benua Afrika, tepatnya Afrika Timur, dan terletak di titik yang memisahkan antara Teluk Aden dan Laut Merah. Bersebelahan dengan negara Etiopia di Barat, Eritrea di Utara, dan Somalia di Selatan.
Jibuti, secara resmi bernama Republik Jibuti, merdeka pada tanggal 27 Juni 1977. Dulu dikenal sebagai Tanah Somalia Prancis, lalu berubah menjadi Jibuti. Jumlah penduduknya adalah yang paling sedikit populasinya di benua Afrika.
Apa yang membuat menarik dari negara Djibouti adalah biarpun merupakan sebuah negara kecil di afrika, tetapi semua negara besar seakan berlomba-lomba membuat pangkalan militer di sana, sebut saja Amerika Serikat, Rusia, China, Prancis, Jerman, Jepang, Arab Saudi, Itali, Spanyol, dan India.
Sepuluh negara itu berminat membuat pangkalan militer di Djibouti karena letak lokasinya yang sangat strategis berada di jalur kritis laut merah dan tengah yang sempit, lihat peta di bawah.
Yaman adalah negara porak poranda yang tidak stabil, perang sipil terjadi dimana-mana, sehingga mereka memilih Djibouti untuk menjaga jalur perdagangan dan perairan yang penting ini.
Selat Bab Al-Mandab (Bab el-Mandeb) yang menghubungkan dua laut yaitu Laut Arab dan Laut Merah, serta menghubungkan jalur perdagangan Eropa dan Asia ini berada di wilayah Djibouti. Boleh dibilang juga sebagai pintu masuk dari Laut Tengah selain terusan suez. Sebuah jalur perdagangan laut paling sibuk di dunia.
Wilayah perairan ini juga rawan dengan bajak laut ataupun perompak terutama dari negara somalia, sehingga memerlukan militer untuk mencegahnya karena mereka para perompak biasa bersenjata. Bayangkan jika kapal tanker minyak sampai dikuasai oleh bajak laut, berapa kerugian yang harus ditanggung?
Selain semua hal di atas, juga sebagai pusat evakuasi jika terjadi sesuatu di Afrika ataupun Asia, karena letaknya yang berada di pusat atau tengah, sangat ideal untuk evakuasi atau bantuan darurat, seperti contohnya kasus perang sipil negara Sudan, beberapa negara langsung menambah pasukan militer di Djibouti untuk melakukan proses evakuasi cepat warga negaranya yang berada di Sudan.
Jepang hanya memiliki satu pangkalan militer di luar negeri, dan itu hanya ada di Djibouti, itu sudah cukup memberikan gambaran betapa pentingnya lokasi negara Djibouti ini. Prediksinya akan bertambah negara lain yang juga ikut membuat pangkalan militer di sini, sebut saja mungkin Inggris? Turki? Pakistan?
Update:
negara seperti UAE dan Turki ternyata lebih memilih membangun pangkalan di negara tetangga daripada Djibouti, entah apa alasannya. Berikut pangkalan militer asing di negara tetangga dari Djibouti. Terlihat UAE memiliki pangkalan militer di Eritrea, Somalia, dan Somaliland.
Secara historis, Belanda juga pernah di sana, seperti yang dikutip peoplesworld.org:
We also can’t forget to list the EU anti-piracy operation Atalanta, which has been in place since 2008, or the German, Spanish, and Dutch soldiers to whom Djiboutian soil is not unknown
Ternyata inggris juga ada di Djibouti menurut Wikipedia: Overseas Military Base of the United Kingdom. Letak lokasinya tidak diketahui.