Pusat Konsentrasi Judi Online Menurut Polisi dan Pusat Pelaporan Data Analisis

Pusat Konsentrasi Judi Online Menurut Polisi dan Pusat Pelaporan Data Analisis


Akhir-akhir ini marak berita soal berita judi online. Aktivitas ini sebenarnya sudah sangat lama berjalan belasan tahun sulit disentuh, kemudian belakangan menjadi mencuat dan pemerintah berusaha untuk membasminya. Kasus ini kemudian menjadi heboh di media online.

Dalam laporan terakhir yang dilansir Kompas, jumlah transaksi terkait judi online itu nilainya sangat fantastis mencapai 600 Triliun rupiah, dan 100 Triliun di antaranya terjadi dalam periode waktu kuartal pertama tahun 2024 (Januari sampai Maret), jadi belakangan makin marak dan mengerikan judi online ini.

Negara pertama yang sering kita dengar jika terkait judi online tentunya adalah negara Kamboja, begitu banyak orang Indonesia yang pergi ke Kamboja untuk bekerja di bidang ini, sampai di sana pun ada kawasan dan hotel dengan mayoritas orang Indonesia, tidak perlu bisa berbahasa kamboja, inggris atau mandarin, karena situ bisa menggunakan bahasa Indonesia. Mayoritas penduduk Indonesia yang berangkat ke sana paling banyak adalah orang Medan.

Aliran dana yang dihasilkan dari judi online ini terlihat sering berpindah dan transaksi antar 20 negara. Tidak dijelaskan secara terperinci negara apa saja itu, tetapi pusatnya di Kamboja, dan negara lain mayoritas adalah negara Asia Tenggara seperti Thailand, Filipina, Indonesia, Vietnam. Kemungkinan negara lain yang tidak disebut adalah Singapura, Jepang, China, Malaysia, Laos, Myanmar, India, dll.

Ada lebih dari 5000 rekening yang terkait judi online telah diblokir pemerintah sampai detik ini berita dimuat. Jumlah itu sebenarnya masih terlalu kecil, tetapi pemerintah tentunya akan terus memblokir rekening yang terkait dengan itu.

Di Kamboja, selain judi online, juga offlinenya sangat berkembang, total ada lebih dari 150 kasino di seluruh negeri, dengan mayoritas berada di kota Sihanoukville, tidak heran kota itu sering disebut sebagai Macau-nya asia tenggara.

Di ibukota Phompenh sendiri, hanya ada 1 mega casino, tidak heran karena pemerintah kamboja melarang penduduknya untuk judi kasino, dan mereka membatasi judi di ibukota agar menjaga nama baik negara. Sedangkan daerah pinggiran lain kasusnya, mereka setengah menutup mata membuat kota itu berkembang melalui kasino dan judi online, dengan target para wisatawan asing atau pemain judi negara lain.

Sihanoukville, yang merupakan kota pesisir pantai, Dengan jaraknya yang berkisar 250 km dari ibukota Pnompenh, karena berkembang terlalu pesat dalam beberapa tahun terakhir, sehingga bakal dibuat jalan tol dari bandara di ibukota ke Sihanoukville bisa ditempuh dalam waktu 1,5 jam.

Selain Sihanoukville, kota lain yang digunakan untuk markas kasino dan judi online adalah kota perbatasan yaitu kota Poipet di perbatasan dengan Thailand, dengan target konsumen orang Thailand karena dinegeri itu judi adalah ilegal. Kemudian kota Bavet di provinsi Svay Rieng yang berbatasan dengan Vietnam dan jaraknya hanya 70km dari Ho Chi Minh (kota terbesar Vietnam), dengan target konsumen orang Vietnam karena negeri itu juga tidak memperbolehkan warganya berjudi alias ilegal. Yang berbatasan dengan Laos pun ada, tetapi kurang berkembang yaitu kota Stung Treng, mungkin karena penduduk Laos kurang punya duit, dan mereka sendiri punya kasino di kota Bansawan yang bahkan lebih berhasil dari Stung Treng dalam menggait pejudi mancanegara.

Berkembangnya kota Sihanoukville tidak terlepas dari investasi dari China, biarpun salah harapan. Awalnya China bekerjasama dengan pemerintah Kamboja untuk mengembangkan infrastruktur dan perekonomian resmi dan legal di sana, tetapi tidak berjalan sesuai harapan, malahan berkembang menjadi pusat judi dan kasino. Malahan pemerintah China yang sekarang kelabakan meminta terus pemerintah Kamboja agar menindak tegas operasi dan operator judi di kota itu, karena mayoritas pemain di kota itu dominan orang China, sayangnya karena sudah masuk uang kas dalam jumlah besar, pemerintah Kamboja seakan sudah tutup sebelah mata. 

Faktor lain yang membuat berkembangnya judi online karena pemerintah Filipina yang semakin memberantas sektor ini, dan hanya kota Davao di Filipina yang masih tersisa dan sulit diberantas.

Di situ seakan menjadi kota China karena mayoritas menggunakan bahasa Mandarin dalam keseharian, para pekerja 95% orang lokal kamboja (dari yang kota itu ataupun kota lain pindah), dan sisanya imigran dari Indonesia, India, Vietnam, dan negara lain.

90% Operator yang membuka kasino dan judi online di situ juga mayoritas bosnya orang China, dan sebagian kecil orang Indonesia yang berada di urutan kedua. Sehingga tidak heran mereka membentuk lingkungan wilayah tersendiri.

Maraknya judi di kota itu, membuat semua harga dan biaya menjadi meroket dan memberatkan penduduk lokal setempat. Mereka yang hanya mampu menyewa rumah sebelumnya, tidak bisa membayar uang sewa lagi, harga makanan pun meningkat drastis.

Selain kasino dan judi online ilegal, banyak juga pusat kantor scammer yang mayoritas imigran dari negara India berkumpul. Kota ini juga kerap disebut berbahaya dan beresiko, dengan banyak kejadian mafia dan dikendalikan mafia.

Apakah bisa diberantas? rasanya tidak, karena menyangkut uang dalam jumlah besar.

Tindakan pemerintah Indonesia yang menutup akses internet ke ip lokasi Kamboja, biarpun sering disebut netizen tidak berguna karena tetap bisa diakses dengan berbagai cara, tetapi menurut saya setidaknya itu bisa mengurangi jumlah korban dan pemain. Jadi lebih baik dilakukan daripada tidak sama sekali, mengurangi lebih baik daripada tidak melakukan apa-apa.

Source:

  • CNA Insider
  • SCMP (South China Morning Post)
  • Youtuber Sabbatical
  • Al Jazeera English
  • Kompas
  • Nikkei.com



Share:
Next Post Previous Post