Sejarah Sate & Berbagai Makanan Tusuk Daging Sejenis dari Negara Lain

Sejarah Sate & Berbagai Makanan Tusuk Daging Sejenis dari Negara Lain

79percentclock.com - Sate, atau "satay" dalam bahasa Inggris, adalah satu dari sekian banyak keajaiban kuliner yang menjadi simbol dari keberagaman dan persatuan di Nusantara. Cerita asal-usul sate tidaklah jelas dan pasti, namun ia menjadi bukti hidup dari interaksi budaya yang kaya di kepulauan Indonesia. Jika menyebut makanan Indonesia, orang luar negeri pasti paling mengenal dengan makanan yang satu ini, Sate. Untuk mencari informasi lebih lanjut tentang masakan nusantara, bisa mengunjungi attarine.


Sejarah Asal Muasal Sate

Kisah sate bisa dimulai dari zaman prasejarah ketika manusia mulai mengenal api dan memasak daging. Namun, bentuk sate yang kita kenal hari ini, dengan potongan daging kecil yang ditusuk dan dibakar, bisa jadi mulai berkembang bersamaan dengan perkembangan perdagangan maritim di Asia Tenggara sekitar abad pertengahan. Pelabuhan-pelabuhan seperti Melaka, Banten, dan Makassar menjadi pusat pertemuan berbagai budaya, termasuk dari India, Arab, Cina, dan Eropa.

Teori populer menyatakan bahwa sate mungkin memiliki akar dari kebab Timur Tengah atau India, yang dibawa oleh para pedagang Muslim melalui rute sutra dan rempah-rempah. Di Nusantara, sate kemudian beradaptasi dengan rasa lokal, menggunakan bumbu dan rempah-rempah khas seperti kencur, serai, dan kecap manis, yang tidak ditemukan dalam resep aslinya.

Di setiap pulau di Indonesia, sate berubah dan berkembang. Di Jawa, sate Madura menjadi terkenal dengan saus kacangnya yang kental. Di Bali, sate lilit berbeda dengan cara membungkus daging parut pada batang serai atau bambu. Sumatra memiliki sate padang dengan rasa pedas khasnya, sementara di Kalimantan, sate banjar menawarkan variasi dengan daging kambing dan saus kuning.

Sate tidak hanya tentang rasa melainkan juga tentang cara kita membagi dan merayakan kehidupan. Di acara-acara besar, sate sering menjadi menu utama atau hidangan penutup, mencerminkan keramahan dan kebersamaan. Hari ini, sate telah menyebar ke seluruh dunia, membawa cerita Indonesia ke meja makan global, namun setiap gigitan sate tetap mengingatkan kita pada asal-usulnya yang sederhana dan masyarakat yang memeluknya dengan hangat.

Dengan setiap tusukan sate yang muncul dari bara api, kita tidak hanya merayakan daging yang dibakar, tetapi juga cerita panjang tentang perjalanan, adaptasi, dan keindahan budaya kuliner Indonesia.

Makanan bernama Sate yang berasal dari Indonesia dan terkenal di manca negara


Berbagai Makanan Mirip Sate dari Berbagai Negara

Sate adalah salah satu makanan khas Indonesia yang populer di seluruh dunia. Hidangan ini biasanya berupa potongan daging yang ditusuk dengan bambu, lalu dipanggang di atas bara api dan disajikan dengan bumbu khas. Namun, tahukah Anda bahwa banyak negara lain memiliki hidangan serupa yang mirip dengan sate? Berikut beberapa contoh makanan mirip sate dari berbagai penjuru dunia.

1. Yakitori (Jepang)

Yakitori adalah hidangan khas Jepang berupa potongan kecil daging ayam yang ditusuk menggunakan bambu dan dipanggang di atas bara api. Daging ini biasanya dibumbui dengan saus tare (kecap manis Jepang) atau hanya diberi garam. Selain ayam, variasi seperti hati, kulit, dan sayap ayam juga sering digunakan.

2. Shish Kebab (Turki)

Shish kebab adalah hidangan asal Turki yang terbuat dari potongan daging, biasanya daging domba atau ayam, yang ditusuk dengan besi atau kayu, lalu dipanggang. Shish kebab sering disajikan bersama roti pita, salad, atau nasi. Bumbunya biasanya sederhana, seperti campuran minyak zaitun, rempah-rempah, dan bawang putih.

3. Satay (Malaysia dan Singapura)

Meski memiliki nama yang sama dengan sate Indonesia, satay di Malaysia dan Singapura memiliki variasi tersendiri. Daging yang digunakan bisa berupa ayam, sapi, atau kambing, dan biasanya disajikan dengan saus kacang yang lebih kental serta lontong atau nasi impit.

4. Chuan (China)

Chuan adalah sate versi China yang populer di wilayah Xinjiang. Hidangan ini menggunakan potongan kecil daging kambing atau sapi yang ditusuk dan dipanggang dengan bumbu khas seperti jintan, cabai, dan garam. Chuan sering dijual di pasar malam atau kedai makanan jalanan.

5. Pinchos Morunos (Spanyol)

Pinchos adalah makanan ringan khas Spanyol yang biasanya disajikan di bar sebagai camilan. Potongan kecil daging atau makanan laut ditusuk dengan tusuk gigi dan dipanggang. Pinchos sering dihias dengan potongan roti, sayuran, atau keju.

6. Anticuchos (Peru)

Anticuchos adalah makanan jalanan khas Peru yang terbuat dari potongan daging, biasanya jantung sapi, yang ditusuk dan dipanggang. Hidangan ini dimarinasi dengan campuran bumbu seperti cuka, bawang putih, dan cabai sebelum dipanggang. Anticuchos biasanya disajikan dengan kentang atau jagung rebus.

7. Skewers (Amerika Serikat)

Di Amerika Serikat, hidangan sate sering disebut sebagai skewers atau kebabs. Daging sapi, ayam, atau makanan laut seperti udang sering digunakan. Skewers biasanya dibumbui dengan campuran saus barbeku dan rempah-rempah, lalu dipanggang di atas panggangan.

8. Souvlaki (Yunani)

Souvlaki adalah hidangan Yunani berupa potongan daging domba, ayam, atau babi yang ditusuk dan dipanggang. Souvlaki biasanya disajikan dengan roti pita, salad, dan saus tzatziki, menjadikannya hidangan yang ringan namun lezat.


---

Secara umum, semua makanan ini memiliki kesamaan dalam cara penyajian atau pembuatan, yaitu dengan memasak daging yang ditusuk pada tusuk sate atau bambu di atas api.

Tetapi setiap negara memiliki ciri khas dalam mengolah makanan mirip sate ini, yang mencerminkan budaya dan tradisi kuliner masing-masing. Meski berbeda, konsep memasak daging dengan tusukan dan memanggangnya tetap menjadi favorit di seluruh dunia. Jadi, mana yang ingin Anda coba? 


Share:
Next Post Previous Post