Mengapa Film Marvel (MCU) Phase 4 & 5 Dianggap Kurang Berhasil?
79percentclock.com - Marvel Cinematic Universe (MCU) telah menjadi fenomena global selama lebih dari satu dekade, dengan puncaknya di Phase 3 melalui Avengers: Infinity War dan Avengers: Endgame. Namun, setelah kesuksesan epik tersebut, Phase 4 dan Phase 5 tampaknya kesulitan mempertahankan keajaiban yang sama. Banyak penggemar dan kritikus berpendapat bahwa kedua fase ini kalah bersinar dibandingkan pendahulunya. Apa yang membuat Phase 4 dan 5 dianggap "kurang berhasil"? Mari kita telaah melalui perspektif https://tvnasional.id/.
1. Kurangnya Arah Narasi yang Kuat
Phase 1 hingga 3 memiliki benang merah yang jelas: ancaman Thanos dan Infinity Stones. Mulai dari Iron Man (2008) hingga Endgame (2019), setiap film dan karakter perlahan membangun menuju klimaks yang memuaskan. Sebaliknya, Phase 4 (2021-2022) dan Phase 5 (mulai 2023) terasa seperti kumpulan cerita terpisah tanpa tujuan besar yang menyatukannya.
Di Phase 4, kita melihat eksperimen seperti Eternals dan Thor: Love and Thunder, tapi tidak ada petunjuk kuat tentang ke mana cerita ini menuju. Phase 5 mencoba memperkenalkan Kang the Conqueror sebagai penutup besar berikutnya di Ant-Man and the Wasp: Quantumania, namun film ini gagal memberikan dampak emosional atau ketegangan seperti yang dilakukan Thanos di Infinity War. Akibatnya, Multiverse Saga terasa berantakan dibandingkan Infinity Saga yang terstruktur.
2. Kualitas yang Tidak Konsisten
Phase 1 hingga 3 memang punya pasang surut, tapi secara keseluruhan kualitasnya konsisten tinggi, dengan hit besar seperti Captain America: Civil War dan Guardians of the Galaxy. Di Phase 4, meskipun ada kesuksesan seperti Spider-Man: No Way Home dan Shang-Chi and the Legend of the Ten Rings, film seperti Eternals dan Thor: Love and Thunder dikritik karena pacing buruk, humor yang dipaksakan, atau cerita yang kurang mendalam.
Phase 5 melanjutkan tren ini. Quantumania mengecewakan banyak penggemar dengan eksekusi yang lelet dan efek visual yang di bawah standar, sementara serial Secret Invasion gagal memanfaatkan premis spionase yang menjanjikan. Bandingkan dengan Phase 3, yang menutup dengan Endgame—sebuah film yang hampir sempurna menyatukan 11 tahun cerita—dan kesenjangan kualitasnya terasa mencolok.
3. Kelelahan Superhero dan Oversaturasi Konten
Salah satu keunggulan Phase 1-3 adalah kesederhanaannya: jumlah rilis terbatas, fokus pada pembangunan karakter, dan antisipasi yang terjaga. Namun, Phase 4 dan 5 membanjiri penggemar dengan konten—baik film maupun serial Disney+ seperti WandaVision, Loki, dan She-Hulk. Meskipun beberapa serial ini brilian (WandaVision misalnya), banyak yang merasa MCU kehilangan fokus karena terlalu banyak cerita sekaligus.
Oversaturasi ini juga berdampak pada box office. The Marvels (Phase 5) adalah salah satu film MCU dengan pendapatan terendah, kontras dengan hampir semua film Phase 3 yang meraup lebih dari $1 miliar. Penggemar mulai merasa lelah, dan MCU tampak kesulitan menjaga daya tariknya di tengah persaingan ketat dari franchise lain.
4. Ekspektasi yang Terlalu Tinggi
Phase 3 meninggalkan standar yang sangat tinggi. Endgame bukan hanya kesuksesan finansial (hampir $2,8 miliar), tapi juga puncak emosional bagi penggemar. Phase 4 dan 5, dengan pendekatan eksperimental dan pengenalan karakter baru seperti Eternal atau Kate Bishop, sulit menandingi momen-momen ikonik seperti "Avengers Assemble". Ketika Kang diperkenalkan, banyak yang berharap ia akan setara dengan Thanos, tapi hingga kini karakternya belum terasa mengintimidasi atau relevan secara emosional.
Poin Yang Dianggap Minus Pada Phase 4 & 5
Phase 4
Phase 4 (2021-2022) dimulai setelah Avengers: Endgame dan mencakup film seperti Black Widow, Shang-Chi and the Legend of the Ten Rings, Eternals, Spider-Man: No Way Home, dan serial Disney+ seperti WandaVision serta Loki. Banyak yang bilang Phase 4 "gagal" karena:
Kurangnya Arah Cerita yang Jelas: Tidak ada ancaman besar seperti Thanos yang menyatukan narasi, membuatnya terasa seperti kumpulan cerita terpisah.
Resepsi Beragam: Eternals dan Thor: Love and Thunder dapat ulasan campuran, dengan kritik soal pacing dan tone. Sebaliknya, Spider-Man: No Way Home dan Shang-Chi sukses besar.
Kelelahan Superhero: Beberapa penggemar merasa MCU terlalu banyak merilis konten (film dan serial), yang bikin kualitas sulit konsisten.
Tapi, Phase 4 juga punya keberhasilan finansial (misalnya, No Way Home meraup hampir $2 miliar) dan memperkenalkan karakter baru yang disukai, seperti Yelena Belova dan Shang-Chi.
Phase 5
Phase 5 (mulai 2023) termasuk Ant-Man and the Wasp: Quantumania, Guardians of the Galaxy Vol. 3, dan serial seperti Secret Invasion. Tuduhan "gagal" di sini sering karena:
Anticlimax Kang: Quantumania memperkenalkan Kang sebagai penutup besar berikutnya, tapi filmnya dikritik karena plot yang lelet dan efek visual yang kurang memuaskan.
Secret Invasion: Serial ini dianggap mengecewakan karena eksekusi cerita yang datar meski premisnya menarik.
Performa Box Office: Dibandingkan Phase 1-3, beberapa film Phase 5 seperti The Marvels underperform di box office, meskipun Guardians Vol. 3 tetap sukses.
Namun, Phase 5 masih berjalan, dan proyek seperti Deadpool & Wolverine (2024) mendapat hype besar, jadi belum sepenuhnya bisa dinilai.
Kesimpulan
Phase 4 dan 5 bukanlah "kegagalan" total—Spider-Man: No Way Home, Guardians of the Galaxy Vol. 3, dan beberapa serial Disney+ membuktikan MCU masih punya daya tarik. Namun, dibandingkan dengan kejayaan terstruktur Phase 1-3, kedua fase ini terasa kurang kohesif, konsisten, dan berdampak. Apakah Multiverse Saga akan menemukan pijakannya di Phase 6 dengan Avengers: The Kang Dynasty dan Secret Wars? Hanya waktu yang akan menjawab. Untuk saat ini, banyak penggemar merindukan masa ketika MCU terasa seperti sebuah perjalanan epik, bukan sekadar eksperimen tanpa arah.
Konsep Multiverse dirasa kurang cocok atau kurang bisa diterima masyarakat. Kemudian terlalu monoton ceritanya, bikin jenuh karena tidak innovative (inovatif), tidak menampilkan sesuatu yang baru, kayak meniru yang sebelum-belumnya yang sudah umum. Yang paling menarik ceritanya menurut saya adalah yang seperti Loki season 1, menampilkan cerita yang fresh, inovatif, dan berani.
Tidak tahu bagaimana Marvel akan memperbaiki dan keluar dari jalur ini di masa depan.