Misil Houthi ke Tel Aviv: Mengapa Iron Dome dan USS Truman Kecolongan?

Misil Houthi ke Tel Aviv: Mengapa Iron Dome dan USS Truman Kecolongan?

79percentclock.com - Belakangan ini Houthi mengirim banyak missile dan rudal ke Tel Aviv, kota terpadat Israel, tetapi kenapa sulit dicegat, padahal dari wilayah Yaman tembak ke Israel perlu melalui wilayah arab saudi yang terbentang luas, juga ada kapal induk Amerika Serikat bernama USS Harry S. Truman, dan kubah anti roket dan misil milik israel bernama "iron dome", tapi ketiganya seolah-olah kesulitan untuk menembak jatuh roket, rudal, misil yang dikirim oleh Houthi. Apa yang menyebabkan mereka kewalahan?. ~sumber artikel: suaraterkini


iron dome mencoba mencegat serangan roket Hamas dan Houthi

Latar Belakang Serangan

Houthi, kelompok pemberontak di Yaman yang didukung Iran, telah meluncurkan misil dan drone ke Israel sejak konflik Gaza dimulai, termasuk serangan terbaru ke Tel Aviv. Serangan ini sering kali melewati wilayah udara Arab Saudi, yang memiliki sistem pertahanan udara canggih seperti Patriot, tetapi tidak semua misil dicegat.

Mengapa Sulit Dicegat?

Misil hipersonik, yang diklaim digunakan Houthi, bergerak sangat cepat (lebih dari Mach 5) dan dapat bermanuver, membuatnya sulit untuk dilacak dan dicegat oleh sistem pertahanan seperti Iron Dome, yang dirancang untuk roket jarak pendek, bukan misil jarak jauh. Sistem Arrow Israel, yang dirancang untuk misil balistik jarak jauh, kadang-kadang gagal sepenuhnya menghancurkan misil, menyebabkan puing-puing jatuh di Israel. Selain itu, peluncuran massal misil dan drone dapat membebani sistem pertahanan, memungkinkan beberapa lolos.

Peran USS Harry S. Truman

Kelompok serang kapal induk USS Harry S. Truman, yang beroperasi di wilayah tersebut, memiliki kapal pendukung dengan sistem Aegis yang mampu mencegat misil, tetapi serangan Houthi, seperti peluncuran 18 misil dan satu drone pada Maret 2025, menunjukkan bahwa kapasitas pertahanan dapat terlampaui.

Detail Tak Terduga

Meskipun Arab Saudi memiliki kemampuan untuk mencegat, ada indikasi bahwa mereka mungkin tidak selalu bertindak karena pertimbangan politik, seperti menghindari eskalasi dengan Houthi, yang menambah kompleksitas pertahanan regional.

Catatan Rinci

Artikel ini mengeksplorasi mengapa misil dan drone Houthi dari Yaman sulit dicegat meskipun melewati wilayah udara Arab Saudi yang luas, dengan kehadiran kapal induk AS USS Harry S. Truman dan sistem pertahanan udara Israel, termasuk Iron Dome. Berikut adalah analisis mendalam berdasarkan informasi terkini hingga Maret 2025.

Latar Belakang Konflik dan Serangan Houthi

Houthi, kelompok pemberontak di Yaman yang berafiliasi dengan Iran, telah meningkatkan serangan misil dan drone ke Israel sejak konflik Gaza dimulai pada Oktober 2023, sebagai bentuk solidaritas dengan Palestina. Serangan terbaru menargetkan Tel Aviv, dengan klaim peluncuran misil hipersonik yang menimbulkan kekhawatiran global. Misil ini harus melewati wilayah udara Arab Saudi, yang memiliki sistem pertahanan udara canggih, termasuk sistem Patriot dari AS, serta kehadiran kelompok serang USS Harry S. Truman di Laut Merah dan sistem pertahanan Israel seperti Iron Dome dan Arrow.

Kapabilitas Houthi dan Teknologi Misil

Houthi mengklaim menggunakan misil hipersonik, yang didefinisikan sebagai misil yang bergerak lebih cepat dari Mach 5 (sekitar 6.100 km/jam) dan dapat bermanuver selama penerbangan, membuatnya sulit untuk dilacak dan dicegat. Misalnya, pada September 2024, Houthi mengklaim meluncurkan misil "Palestine-2" dengan kecepatan Mach 9, meskipun IDF membantah klaim hipersonik tersebut, menyatakan misil tersebut tidak bermanuver. Namun, teknologi ini, diduga berasal dari Iran, meningkatkan tantangan pertahanan.

Tabel berikut merangkum jenis ancaman Houthi berdasarkan laporan:

Jenis Ancaman
Kemampuan
Contoh
Misil Balistik
Jangkauan hingga 2.000 km, kecepatan tinggi
Ghadir (berbasis Iran)
Misil Hipersonik (Klaim)
Kecepatan > Mach 5, bermanuver
Palestine-2 (tidak dikonfirmasi)
Drone
Jangkauan hingga 1.500 km, kecepatan rendah
Samad-2, Samad-3

Sistem Pertahanan yang Ada

  1. Arab Saudi dan Sistem Patriot:
    • Arab Saudi memiliki sistem Patriot, yang terbukti mencegat misil Houthi, seperti pada Oktober 2023 ketika mereka menembak jatuh satu dari lima misil yang menuju Israel (Saudi Arabia shoots down Houthi missile from Yemen heading towards Israel). Namun, tidak semua misil dicegat, mungkin karena alasan strategis atau kemampuan misil yang sulit dideteksi. Laporan menunjukkan bahwa Arab Saudi mungkin memprioritaskan pertahanan wilayahnya sendiri daripada mengejar semua ancaman menuju Israel.
  2. USS Harry S. Truman dan Kelompok Serang:
    • USS Harry S. Truman, yang beroperasi di Laut Merah sejak Desember 2024, adalah kapal induk dengan kelompok serang yang mencakup kapal seperti USS Gettysburg dan USS Jason Dunham, dilengkapi sistem Aegis untuk mencegat misil dan drone (Harry S. Truman Carrier Strike Group Enters U.S. Central Command Area of Responsibility). Pada Maret 2025, kelompok ini berhasil menembak jatuh 12 drone dalam serangan Houthi, tetapi serangan massal, seperti 18 misil dan satu drone, menunjukkan kapasitas pertahanan dapat terlampaui.
  3. Sistem Pertahanan Udara Israel:
    • Iron Dome dirancang untuk roket jarak pendek (hingga 70 km), bukan misil jarak jauh dari Yaman, sehingga tidak efektif untuk ancaman ini (Iron Dome). Sebaliknya, sistem Arrow, khususnya Arrow 2 dan 3, digunakan untuk mencegat misil balistik jarak jauh. Pada Oktober 2023, Arrow 2 berhasil mencegat misil Houthi, tetapi ada kasus di mana misil hanya pecah dan puing-puingnya jatuh di Israel, menyebabkan kerusakan.

Mengapa Sulit Dicegat?

  1. Kemampuan Hipersonik dan Manuver:
    • Misil hipersonik, jika benar digunakan, bergerak sangat cepat dan dapat bermanuver, menantang sistem pertahanan yang dirancang untuk misil balistik tradisional. Laporan menunjukkan bahwa sistem seperti Patriot dan Arrow menghadapi kesulitan melawan ancaman ini, terutama jika kecepatan melebihi Mach 6. Namun, kontroversi tetap ada, dengan IDF menyangkal klaim Houthi tentang misil hipersonik.
  2. Volume Serangan:
    • Houthi sering meluncurkan beberapa misil dan drone sekaligus, seperti pada Maret 2025 dengan 18 misil dan satu drone, yang dapat membebani sistem pertahanan. Ini menciptakan situasi di mana beberapa ancaman mungkin lolos, terutama jika sistem pertahanan harus memprioritaskan target.
  3. Jalur dan Deteksi:
    • Misil melewati wilayah udara Arab Saudi, tetapi laporan menunjukkan bahwa tidak semua dicegat, mungkin karena jalur rendah atau kemampuan evasi radar. Laporan juga menunjukkan bahwa kesalahan manusia atau lapisan radar yang kompleks dapat menyebabkan deteksi terlambat.
  4. Pertimbangan Politik dan Strategis:
    • Arab Saudi mungkin tidak selalu mencegat misil karena alasan politik, seperti menghindari eskalasi dengan Houthi, yang menambah kompleksitas pertahanan regional. Ini berbeda dengan kemampuan teknis, menunjukkan dinamika geopolitik memainkan peran.
Tabel Analisis Sistem Pertahanan
Sistem
Kemampuan
Efektivitas terhadap Houthi
Patriot (Arab Saudi)
Mencegat misil balistik, kecepatan tinggi
Kadang berhasil, tetapi beberapa lolos
Aegis (USS Truman)
Mencegat misil dan drone, jarak menengah
Efektif, tetapi terbebani oleh serangan massal
Iron Dome (Israel)
Roket jarak pendek (hingga 70 km)
Tidak efektif untuk misil jarak jauh dari Yaman
Arrow (Israel)
Misil balistik jarak jauh, hipersonik
Kadang gagal sepenuhnya, puing-puing dapat jatuh

Kesimpulan

Kombinasi teknologi canggih Houthi, volume serangan, dan dinamika geopolitik membuat misil dan drone sulit dicegat. Meskipun sistem pertahanan seperti Patriot, Aegis, dan Arrow memiliki kemampuan signifikan, ancaman hipersonik dan peluncuran massal menantang kapasitas mereka. Kontroversi tentang apakah Houthi benar-benar memiliki misil hipersonik menambah kompleksitas, dengan IDF menyangkal klaim tersebut, tetapi tetap, tantangan teknis dan strategis tetap ada.
Share:
Next Post Previous Post