Peluang Bisnis? Top Food Franchise Yang Tidak ada di Indonesia
79percentclock.com - Di masa-masa krisis ekonomi Indonesia dan dunia ini, ada pihak yang masuk dalam kategori memiliki modal bisnis, tetapi tidak tahu mau bisnis apa. Mungkin terpikir untuk bisnis makanan dan minuman (food & beverage) dan tidak mau terlalu pusing, sehingga memilih merk waralaba (franchise) yang sudah ternama dan terbukti. Mungkin bisa memantau beberapa merk terkenal luar negeri yang belum hadir di Indonesia.
![]() |
Luckin Coffee |
Mengenal Jaringan Restoran Cepat Saji yang Belum Hadir di Indonesia
Indonesia dikenal sebagai pasar kuliner yang kaya dengan berbagai pilihan makanan lokal dan internasional. Meski begitu, masih ada banyak jaringan restoran cepat saji (food chain restaurant) ternama dari berbagai belahan dunia yang belum membuka cabang di Tanah Air. Artikel ini akan mengulas beberapa di antaranya, mulai dari Wallace hingga Chooks-to-Go, yang mungkin bisa menjadi inspirasi bagi para penggemar kuliner atau pelaku bisnis untuk menghadirkan cita rasa baru di Indonesia.
1. Wallace (华莱士)
2. Luckin Coffee
Luckin Coffee adalah jaringan kedai kopi asal Tiongkok yang sedang naik daun, sering disebut sebagai saingan Starbucks. Dengan fokus pada teknologi—seperti pemesanan melalui aplikasi dan pengiriman cepat—Luckin Coffee menawarkan berbagai minuman kopi dan teh berkualitas tinggi dengan harga kompetitif. Di Indonesia, di mana budaya ngopi semakin populer, kehadiran Luckin Coffee bisa menjadi alternatif menarik bagi pecinta kopi modern.
3. Hunt Brothers Pizza
Hunt Brothers Pizza adalah jaringan pizza Amerika yang unik karena biasanya beroperasi di dalam toko serba ada (convenience store) atau pom bensin. Mereka menyajikan pizza sederhana namun lezat dengan harga terjangkau, cocok untuk konsumen yang mencari makanan cepat saji praktis. Konsep ini bisa sangat potensial di Indonesia, terutama di daerah perkotaan yang sibuk.
4. Good me (古茗)
古茗 (Gǔmíng) adalah jaringan minuman teh asal Tiongkok yang didirikan pada tahun 2010 oleh Wang Yun’an di kota kecil Daxi, Taizhou, Provinsi Zhejiang, dengan misi menghadirkan pengalaman minum teh yang terjangkau dan berkualitas tinggi bagi masyarakat sehari-hari. Berawal dari sebuah toko kecil seluas 30 meter persegi dengan modal 140.000 yuan, 古茗 berkembang pesat melalui model waralaba, mencapai lebih dari 9.000 gerai di seluruh Tiongkok hingga akhir 2023, terutama di kota-kota tingkat tiga dan empat, dengan fokus pada strategi “mengelilingi kota dari pedesaan.” Merek ini terkenal dengan menu seperti teh susu, teh buah segar, dan teh murni, menggunakan bahan baku berkualitas dari kebun teh dan buah yang mereka kelola sendiri, didukung oleh sistem logistik canggih dengan 21 pusat distribusi nasional. Berbasis di Zhejiang dan dioperasikan oleh Guming Technology Group, 古茗 telah menjadi salah satu merek teh terkemuka di Tiongkok, bahkan melantai di Bursa Efek Hong Kong pada Februari 2025 setelah mendapat investasi dari raksasa seperti Sequoia Capital dan Meituan, dengan pendapatan tahunan mencapai miliaran yuan dan slogan “每天一杯喝不腻” (satu cangkir sehari, tak pernah bosan).
5. ChaPanda
ChaPanda adalah jaringan minuman bubble tea asal Tiongkok yang terkenal dengan variasi teh susu mutiara dan minuman berbasis buah. Dengan harga yang ramah di kantong dan branding yang ceria, ChaPanda bisa menjadi saingan kuat bagi jaringan bubble tea yang sudah ada di Indonesia seperti Chatime atau Koi, seandainya mereka memutuskan untuk ekspansi ke sini.
6. Tim Hortons
Asal: Kanada, Menu utama: Kopi dan Donut
Tim Hortons adalah ikon Kanada yang terkenal dengan kopi, donat, dan makanan ringan seperti Timbits (donat mini). Jaringan ini memiliki penggemar setia di Amerika Utara berkat cita rasa khasnya yang hangat dan sederhana. Mengingat donat dan kopi juga digemari di Indonesia, Tim Hortons berpotensi menarik perhatian jika membawa konsep “sarapan cepat” khas Kanada ke pasar lokal.
7. Papa John’s
Papa John’s adalah salah satu jaringan pizza terbesar di dunia, berbasis di Amerika Serikat, yang terkenal dengan slogan “Better Ingredients, Better Pizza.” Mereka menawarkan pizza dengan topping beragam dan saus bawang putih khas yang menjadi ciri khasnya. Meski pizza sudah populer di Indonesia melalui merek seperti Pizza Hut dan Domino’s, Papa John’s belum hadir untuk menawarkan persaingan langsung.
8. Little Caesars
Little Caesars, juga dari Amerika Serikat, dikenal dengan konsep “Hot-N-Ready,” di mana pelanggan bisa langsung membeli pizza yang sudah siap tanpa menunggu lama. Harganya yang terjangkau dan fokus pada layanan cepat membuatnya populer di banyak negara. Di Indonesia, konsep ini bisa sangat cocok untuk pasar yang mengutamakan kepraktisan.
9. Einstein Bros. Bagels
Einstein Bros. Bagels adalah jaringan Amerika yang spesialisasinya adalah bagel—roti bundar dengan tekstur kenyal yang sering disajikan dengan krim keju atau isian lainnya. Mereka juga menawarkan kopi dan sandwich. Meski bagel belum terlalu populer di Indonesia dibandingkan roti biasa, kehadiran Einstein Bros. bisa memperkenalkan alternatif sarapan atau camilan baru.
10. Pelicana Chicken
Pelicana Chicken adalah jaringan ayam goreng asal Korea Selatan yang sudah berdiri sejak 1982. Mereka menawarkan ayam goreng dengan bumbu khas Korea yang pedas dan manis, serupa dengan tren Korean fried chicken yang sedang digemari di Indonesia. Meski belum masuk secara resmi, Pelicana bisa menjadi pesaing kuat bagi merek lokal atau internasional yang sudah ada.
11. Pala Hamburger (派乐汉堡)
Asal: China, Menu utama: Burger dan Ayam Goreng
派乐汉堡 (Pàilè Hànbǎo), atau Pala Hamburger, adalah jaringan restoran cepat saji asal Tiongkok yang didirikan pada tahun 1999 di Wuhan, Provinsi Hubei, dan kini telah berkembang menjadi salah satu merek lokal terkemuka dengan lebih dari 3.000 gerai di seluruh Tiongkok hingga 2025. Berbasis di Wuhan Central Business District, Pala Hamburger memadukan elemen kuliner Barat dan Tiongkok, terkenal dengan inovasi “卤辣炸鸡” (ayam goreng pedas berbumbu) yang menggunakan teknik “低温卤制” (pengolahan suhu rendah) dan “高温烹炸” (penggorengan suhu tinggi), menciptakan rasa unik yang disukai konsumen Tiongkok.
Menu utamanya meliputi hamburger berkualitas tinggi seperti Cheese Lava Burger, ayam goreng khas seperti Amber Fried Chicken, serta minuman dan camilan pendamping, dengan fokus pada harga terjangkau untuk menjangkau kota-kota kecil dan menengah. Masuknya ke Indonesia bisa menambah variasi di pasar burger yang sudah didominasi oleh nama-nama besar seperti McDonald’s dan Burger King.
12. Chester’s
Chester’s adalah jaringan ayam goreng Amerika yang sering ditemukan di pom bensin atau toko serba ada, mirip dengan Hunt Brothers Pizza. Mereka menyajikan ayam goreng renyah dengan harga terjangkau. Konsep ini bisa menjadi tambahan menarik di Indonesia, terutama di lokasi-lokasi strategis seperti rest area atau mal.
13. Chooks-to-Go
Chooks-to-Go adalah jaringan asal Filipina yang spesialisasinya adalah ayam panggang (roasted chicken) dengan cita rasa manis dan gurih, disajikan tanpa saus karena sudah dibumbui dengan sempurna. Mereka sangat populer di Filipina sebagai makanan cepat saji yang sehat dan praktis. Di Indonesia, di mana ayam goreng sudah mendominasi, Chooks-to-Go bisa menawarkan alternatif yang berbeda dengan pendekatan panggangnya.
Mengapa Belum Ada di Indonesia?
Ada beberapa alasan mengapa jaringan-jaringan ini belum hadir di Indonesia. Pertama, persaingan di pasar makanan cepat saji sudah sangat ketat dengan kehadiran merek lokal dan internasional yang kuat. Kedua, biaya ekspansi, regulasi, dan penyesuaian menu agar sesuai dengan selera lokal bisa menjadi tantangan. Terakhir, beberapa jaringan mungkin belum melihat potensi pasar Indonesia sebagai prioritas dibandingkan negara lain.
Franchise (waralaba) makanan yang pernah ada di Indonesia, tetapi sudah tutup (bisa menjadi bahan pertimbangan):
- Costa Coffee.
Costa Coffee dulunya memiliki lokasi di bandara di Indonesia, yaitu di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta (Gate 5), Mezzanine Floor, Departure International. Tutup sekitar tahun 2023. - BreadTalk.
Waralaba bakery (toko roti) asal Singapura ini memiliki banyak gerai di Indonesia, sayangnya telah tutup pada tahun 2019 karena kurang bisa bersaing dengan toko roti lainnya.
Kesimpulan
Dari Luckin Coffee yang modern hingga Chooks-to-Go yang tradisional, jaringan restoran cepat saji ini menawarkan beragam pengalaman kuliner yang belum tersedia di Indonesia. Kehadiran mereka bisa memperkaya pilihan makanan cepat saji di Tanah Air, sekaligus memenuhi selera konsumen yang semakin beragam. Siapa tahu, di masa depan, beberapa nama dari daftar ini akan muncul di sudut-sudut kota Indonesia, membawa cita rasa dunia ke meja makan kita!