OYO Rooms: Bisnis Perhotelan Sistem Mitra, Sebuah Transformasi Akomodasi Budget di Dunia Perhotelan
79percentclock.com - OYO Rooms, atau lebih dikenal sebagai OYO, adalah jaringan layanan perhotelan asal India yang didirikan pada tahun 2013 oleh Ritesh Agarwal. Nama "OYO" merupakan singkatan dari "On Your Own," mencerminkan visi awal untuk memberikan pengalaman menginap yang mandiri, terjangkau, dan berkualitas bagi pelancong. Dari informasi di hotelmegah, Berawal dari sebuah ide sederhana untuk menyediakan akomodasi budget yang terstandarisasi, OYO kini telah berkembang menjadi salah satu jaringan perhotelan terbesar di dunia, dengan kehadiran di lebih dari 80 negara, termasuk India, Indonesia, China, Malaysia, Jepang, hingga Amerika Serikat.
OYO bukan perusahaan hotel tradisional yang memiliki properti sendiri. Sebaliknya, OYO beroperasi sebagai platform teknologi yang bermitra dengan pemilik hotel, penginapan, dan properti lainnya untuk mengelola, memasarkan, dan menawarkan kamar dengan standar kualitas tertentu. Dengan pendekatan ini, OYO berhasil menarik perhatian investor besar seperti SoftBank, Sequoia Capital, dan Airbnb, serta mencapai valuasi miliaran dolar dalam waktu singkat.
Di Indonesia, OYO mulai beroperasi sejak Oktober 2018 melalui PT OYO Rooms Indonesia. Hingga pertengahan 2019, OYO telah menjangkau lebih dari 86 kota dengan ribuan kamar, menjadikannya salah satu pemain utama di industri perhotelan Tanah Air.
Penjelasan Singkat & Sederhana
"Hotel OYO" pada dasarnya adalah hotel yang beroperasi di bawah merek dan jaringan OYO Rooms. Ini berarti hotel tersebut telah bermitra dengan OYO dan mengadopsi standar tertentu yang ditetapkan oleh OYO dalam hal fasilitas, layanan, dan kualitas. Hotel-hotel ini bukan dimiliki oleh OYO secara langsung (sebagian besar). Sebaliknya, OYO bekerja sama dengan hotel-hotel yang sudah ada melalui model franchise atau agregasi. Jadi OYO ibaratnya platform teknologi yang bermitra dengan pemilik hotel, alias sistem mitra.
Model Bisnis OYO Rooms
Model bisnis OYO pada awalnya merupakan perpaduan antara aggregator dan franchise, namun seiring waktu berkembang menjadi model franchise murni yang lebih terfokus. Berikut penjelasan lengkapnya:
Awal Mula: Aggregator Model
Pada tahap awal, OYO bekerja sebagai aggregator, mirip seperti platform pemesanan online lainnya. OYO bermitra dengan hotel-hotel kecil atau independen, menyewa sebagian kamar, dan menjualnya di bawah merek OYO dengan harga kompetitif. OYO bertanggung jawab atas pemasaran, pemesanan, dan memastikan kualitas layanan sesuai standar mereka, sementara pemilik hotel tetap mengelola operasional sehari-hari.
Pivot ke Franchise Model
Sejak 2018, OYO beralih ke model franchise yang lebih skalabel. Dalam model ini, OYO tidak lagi menyewa kamar, melainkan mengikat hotel mitra untuk beroperasi sepenuhnya di bawah merek dan standar OYO. Pemilik hotel bertindak sebagai franchisee, sementara OYO menyediakan teknologi, pelatihan, branding, dan akses ke pelanggan melalui aplikasinya. Pendapatan utama OYO berasal dari bagi hasil (revenue sharing) dengan mitra, biasanya dengan porsi tertentu (misalnya, 30% untuk OYO dan 70% untuk pemilik properti, tergantung kesepakatan).
Full-Stack Hospitality
OYO juga mengadopsi pendekatan "full-stack," yang berarti mereka mengendalikan seluruh rantai nilai layanan perhotelan—mulai dari akuisisi mitra, standarisasi fasilitas, hingga pemesanan dan pengalaman pelanggan. Beberapa properti bahkan dikelola sepenuhnya oleh OYO (fully operated), di mana OYO mengambil alih operasional harian, termasuk staf dan pemeliharaan.
Diversifikasi Produk
Selain hotel budget, OYO telah memperluas portofolionya dengan berbagai sub-merek, seperti:
- OYO Townhouse: Hotel premium untuk pelancong milenial.
- OYO Home: Rumah atau apartemen pribadi untuk sewa jangka pendek.
- OYO Life: Akomodasi jangka panjang, seperti indekos, untuk profesional muda dan pelajar.
- Palette: Resort mewah dengan harga kompetitif.
Cara Kerja OYO Rooms
Cara kerja OYO dirancang untuk menguntungkan baik pelanggan maupun mitra properti. Berikut langkah-langkahnya:
Kemitraan dengan Pemilik Properti
OYO mencari hotel atau penginapan kecil yang belum terjangkau oleh jaringan besar. Setelah kesepakatan tercapai, OYO membantu renovasi (jika perlu) dan memastikan properti memenuhi standar minimum, seperti kebersihan, Wi-Fi, AC, TV, dan keamanan (misalnya CCTV).
Standarisasi Kualitas
OYO menerapkan standar layanan yang konsisten di semua properti mitranya. Mereka melatih staf hotel, menyediakan sistem manajemen properti berbasis teknologi, dan memantau kepuasan pelanggan melalui ulasan.
Pemasaran dan Pemesanan
Kamar dipasarkan melalui aplikasi dan situs web OYO, serta platform pihak ketiga seperti Booking.com, Agoda, atau Traveloka. Pelanggan dapat memesan kamar dengan mudah, sering kali dengan harga mulai dari Rp150.000 per malam di Indonesia.
Bagi Hasil
Pendapatan dari pemesanan dibagi antara OYO dan pemilik properti berdasarkan persentase yang disepakati. OYO juga mengenakan biaya tambahan untuk layanan seperti pemasaran atau teknologi.
Pengelolaan Teknologi
OYO menggunakan OYO Operating System, sebuah platform teknologi yang membantu mitra mengelola pemesanan, pembayaran, dan pemeliharaan properti. Sistem ini juga memungkinkan pelaporan keuangan secara real-time dan meningkatkan efisiensi operasional.
Keunggulan dan Tantangan OYO
Keunggulan:
- Harga Terjangkau: OYO menawarkan akomodasi murah tanpa mengorbankan kenyamanan dasar.
- Jaringan Luas: Kehadiran di ratusan kota memudahkan pelancong menemukan OYO di mana saja.
- Teknologi: Proses pemesanan dan pembayaran yang praktis melalui aplikasi.
- Peningkatan Okupansi: Mitra OYO sering melaporkan kenaikan tingkat hunian hingga 60-75% setelah bergabung.
Tantangan:
- Keluhan Kualitas: Beberapa pelanggan melaporkan ketidaksesuaian antara janji di aplikasi dan kondisi nyata.
- Konflik dengan Mitra: Ada kasus di mana pemilik properti merasa dirugikan oleh biaya tinggi atau proses kontrak yang rumit.
- Dampak Pandemi: Pada 2020, OYO terpaksa merumahkan ribuan karyawan global akibat penurunan pendapatan hingga 60% karena COVID-19.
Perkembangan Terkini
Hingga April 2025, OYO terus berekspansi meski menghadapi pasang surut. Pada September 2024, OYO mengakuisisi Motel 6 dan Studio 6 di Amerika Serikat seharga $525 juta, menandakan ambisi besar di pasar Barat. Di Indonesia, OYO tetap fokus pada pasar budget dan jangka panjang melalui OYO Life, meskipun beberapa mitra lokal mengeluhkan proses kontrak yang lambat atau penalti yang membingungkan.
OYO juga terus mendapat dukungan finansial. Pada 2019, pendiri Ritesh Agarwal menginvestasikan $700 juta untuk membeli kembali saham, meningkatkan valuasi perusahaan menjadi $10 miliar. Total pendanaan OYO telah mencapai lebih dari $3 miliar dari berbagai investor.
Kesimpulan
OYO Rooms merevolusi industri perhotelan dengan pendekatan berbasis teknologi dan fokus pada akomodasi terjangkau. Model bisnisnya yang inovatif, dari aggregator ke franchise, memungkinkan ekspansi cepat di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Meski menghadapi tantangan seperti kualitas layanan dan hubungan mitra, OYO tetap menjadi pemain kunci yang mengubah cara orang bepergian dan menginap. Bagi pelancong budget atau pemilik properti yang ingin meningkatkan bisnis, OYO menawarkan peluang besar—dengan catatan, ekspektasi harus disesuaikan dengan realitas operasionalnya.