Perkembangan & Penggunaan Teknologi Sistem Modular Lensa Kamera pada Smartphone
79percentclock.com - Fotografi smartphone telah mengalami evolusi pesat dalam dekade terakhir, dari peningkatan resolusi sensor hingga integrasi kecerdasan buatan untuk pemrosesan gambar. Namun, batasan fisik seperti ukuran sensor dan lensa tetap menjadi tantangan utama dalam mencapai kualitas setara kamera profesional. Untuk mengatasi hal ini, beberapa produsen smartphone mulai mengeksplorasi sistem modular lensa kamera, sebuah pendekatan yang memungkinkan pengguna untuk meningkatkan kemampuan fotografi perangkat mereka dengan lensa tambahan. Klik sumber untuk info lebih lanjut.
Salah satu terobosan terbaru datang dari Xiaomi dengan Xiaomi 15 Ultra, yang dipamerkan pada Mobile World Congress (MWC) 2025, kehadiran teknologi baru ini membuat heboh dunia fotografi smartphones. Artikel ini akan membahas perkembangan teknologi tersebut, penggunaannya, serta perbandingannya dengan sistem yang mirip pada masa lalu seperti Moto Mods pada Moto Z tahun 2016, Sony QX Series, dan konsep masa depan interchangeable lens dari Realme yang juga dipamerkan pada MWC 2025.
Xiaomi 15 Ultra: Revolusi Modular dengan Teknologi LaserLink
Xiaomi memperkenalkan Xiaomi Modular Optical System pada MWC 2025, sebuah inovasi yang memungkinkan pengguna memasang lensa tambahan secara magnetik pada Xiaomi 15 Ultra. Sistem ini menggunakan lensa 35mm f/1.4 dengan sensor 100MP Micro Four Thirds (M4/3), yang jauh lebih besar dibandingkan sensor smartphone pada umumnya. Keunggulan utamanya terletak pada teknologi LaserLink, yang memungkinkan transfer data berkecepatan tinggi (hingga 10 Gbps) antara lensa dan ponsel, menghasilkan pengalaman fotografi tanpa latensi. Lensa ini juga dilengkapi motor autofokus dan cincin fokus manual, memberikan kontrol ala kamera DSLR.
Penggunaan sistem ini sederhana: lensa dipasang melalui panel magnetik di bagian belakang ponsel, mirip dengan konsep MagSafe Apple, tetapi terintegrasi langsung dengan perangkat keras ponsel. Setelah terpasang, aplikasi kamera Xiaomi secara otomatis mendeteksi lensa dan beralih ke mode modular, memungkinkan pengguna mengatur aperture atau memotret dalam format RAW. Xiaomi juga melengkapi ekosistem ini dengan Xiaomi 15 Ultra Photography Kit Legend Edition seharga €199, yang mencakup grip kamera, tombol rana, dan baterai tambahan 2.000mAh, meningkatkan ergonomi dan daya tahan.
Sistem modular ini tidak hanya menawarkan fleksibilitas, tetapi juga mengatasi keterbatasan ukuran sensor dan lensa tetap pada smartphone. Meski masih dalam tahap konsep, Xiaomi menunjukkan potensi besar untuk masa depan fotografi mobile, terutama bagi fotografer profesional atau penggemar yang menginginkan kualitas optik superior dalam perangkat portabel.
Lalu, bagaimana perbedaannya dengan teknologi yang mirip tapi tak sama dan sudah pernah dirilis beberapa waktu lalu?
Moto Mods pada Moto Z: Modularitas yang Lebih Luas
Motorola memperkenalkan Moto Mods pada 2016 bersama Moto Z, sebuah ekosistem aksesori modular yang terhubung melalui pin magnetik di bagian belakang ponsel. Salah satu modulnya adalah Hasselblad True Zoom, yang menambahkan lensa telefoto dengan zoom optik 10x dan sensor 12MP. Berbeda dengan Xiaomi 15 Ultra, Moto Mods tidak hanya fokus pada lensa kamera, tetapi juga mencakup modul lain seperti proyektor, speaker, atau baterai tambahan.
Kelebihan Moto Mods adalah kesederhanaan pemasangan dan ekosistem yang luas, tetapi kelemahannya terletak pada kualitas gambar yang tidak sebanding dengan kamera DSLR, serta ketergantungan pada modul spesifik yang diproduksi oleh Motorola atau mitra seperti Hasselblad. Dibandingkan Xiaomi 15 Ultra, Moto Mods kurang fleksibel dalam hal pilihan lensa dan tidak memiliki teknologi canggih seperti LaserLink untuk transfer data cepat. Selain itu, proyek Moto Mods akhirnya dihentikan karena kurangnya adopsi pasar yang signifikan.
Sony QX Series: Kamera Eksternal dengan Pendekatan Berbeda
Sony meluncurkan QX Series (seperti QX10 dan QX100) pada 2013 sebagai solusi fotografi modular yang unik. Berbeda dari Xiaomi 15 Ultra atau Moto Mods, QX Series adalah kamera mandiri dengan lensa dan sensor terpisah yang dapat dipasang ke smartphone melalui klip atau digunakan secara nirkabel via Wi-Fi. QX100, misalnya, menggunakan sensor 1 inci 20MP dengan lensa zoom 3,6x, sementara QX10 menawarkan zoom optik 10x dengan sensor 18MP.
Pendekatan Sony lebih mirip kamera saku yang terhubung ke ponsel daripada sistem modular terintegrasi. Kelebihannya adalah kualitas gambar yang lebih baik dibandingkan kamera smartphone pada masanya, tetapi kekurangannya adalah ketidakpraktisan: pengguna harus mengelola dua perangkat terpisah, dan latensi koneksi Wi-Fi sering kali mengganggu pengalaman pengguna. Dibandingkan Xiaomi 15 Ultra, QX Series kurang portabel dan tidak menawarkan integrasi langsung dengan perangkat keras ponsel, menjadikannya kurang relevan di era modern.
Realme Interchangeable Lens Concept: Prototipe Visioner di MWC 2025
Realme juga mencuri perhatian di MWC 2025 dengan Realme Interchangeable Lens Concept, sebuah prototipe smartphone yang mendukung lensa DSLR dengan mount M Leica dan sensor Sony CMOS 1 inci. Realme menyediakan dua lensa khusus: 73mm untuk potret dan 234mm untuk telefoto, yang menawarkan zoom optik 10x lossless dan bokeh profesional. Sistem ini menggunakan adaptor khusus yang dipasang pada modul kamera ponsel, memungkinkan pengguna memasang lensa eksternal dengan mekanisme bayonet.
Berbeda dengan Xiaomi 15 Ultra yang menggunakan koneksi magnetik dan LaserLink, pendekatan Realme lebih mekanis dan menyerupai kamera mirrorless. Kelebihannya adalah kompatibilitas potensial dengan lensa Leica yang sudah ada di pasaran, tetapi kekurangannya adalah bobot lensa yang membuat ponsel tidak seimbang, serta proses pemasangan yang lebih rumit. Selain itu, Realme tetap menyertakan dua kamera bawaan (wide dan ultrawide), memberikan fleksibilitas lebih dibandingkan Xiaomi yang beralih sepenuhnya ke mode modular saat lensa terpasang.
Perbandingan dan Perbedaan Utama
Integrasi dan Kemudahan Penggunaan
Xiaomi 15 Ultra: Sistem magnetik dengan LaserLink menawarkan integrasi mulus dan penggunaan yang intuitif.
Moto Mods: Mudah dipasang, tetapi terbatas pada modul spesifik dan kurang fleksibel.
Sony QX Series: Terpisah dari ponsel, kurang praktis dan bergantung pada koneksi nirkabel.
Realme: Mekanisme bayonet lebih kompleks, tetapi mendukung lensa DSLR profesional.
Kualitas Optik
Xiaomi 15 Ultra: Sensor 100MP M4/3 dan lensa 35mm f/1.4 menawarkan kualitas tinggi dengan kontrol manual.
Moto Mods: Kualitas gambar terbatas (12MP) dan tidak sebanding dengan kamera modern.
Sony QX Series: Sensor 1 inci memberikan hasil baik untuk masanya, tetapi tertinggal dibandingkan teknologi baru.
Realme: Sensor 1 inci dengan lensa 73mm/234mm menjanjikan hasil setara mirrorless, tetapi masih prototipe.
Portabilitas
Xiaomi 15 Ultra: Lensa ringkas dan terintegrasi membuatnya paling portabel.
Moto Mods: Modul cukup ramping, tetapi menambah ketebalan ponsel.
Sony QX Series: Paling tidak portabel karena terpisah dari ponsel.
Realme: Lensa besar mengurangi kenyamanan penggunaan sehari-hari.
Status Pengembangan
Xiaomi 15 Ultra: Prototipe canggih dengan potensi produksi massal dalam waktu dekat.
Moto Mods: Sudah dihentikan.
Sony QX Series: Tidak lagi dikembangkan setelah 2010-an.
Realme: Masih konsep, belum ada kepastian produksi.
Kesimpulan
Xiaomi 15 Ultra menonjol dengan pendekatan modular yang elegan dan terintegrasi, menggabungkan portabilitas smartphone dengan fleksibilitas kamera profesional. Moto Mods dan Sony QX Series, meskipun inovatif pada masanya, kini tertinggal karena kurangnya dukungan dan adaptasi terhadap tren modern. Sementara itu, konsep Realme menawarkan visi ambisius dengan kompatibilitas lensa DSLR, tetapi tantangan ergonomi dan status prototipe membuatnya belum kompetitif.
Di masa depan, jika Xiaomi dan Realme berhasil membawa konsep ini ke pasar, sistem modular lensa kamera bisa menjadi standar baru dalam fotografi smartphone, memberikan pengguna kekuatan optik yang sebelumnya hanya dimiliki oleh kamera khusus. Namun, keberhasilan akan bergantung pada adopsi pengguna, kompatibilitas, dan harga yang terjangkau. Untuk saat ini, Xiaomi 15 Ultra tampaknya memimpin dalam hal inovasi dan potensi praktis.
Selain merk tersebut di atas, yang layak untuk disebutkan adalah:
- Olympus AIR: Mirip dengan Sony QX, Olympus juga pernah mengembangkan "lens-camera" yang terhubung ke smartphone melalui Wi-Fi dan dikontrol oleh aplikasi.
- OPPO Paten Kamera Detachable (2020): Pada tahun 2020, Oppo memang pernah mematenkan desain smartphone dengan modul kamera yang dapat dilepas sepenuhnya (detachable camera). Meskipun paten ini menarik, hingga saat ini Oppo belum mengumumkan atau merilis smartphone komersial dengan sistem kamera modular yang dapat dilepas sepenuhnya seperti paten tersebut.